Kolaborasi Riset Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Cold Plasma di Bidang Pengolahan Pangan
Bandung – Humas BRIN. Plasma dingin (cold/non thermal plasma) telah menjadi salah satu teknologi baru yang berkembang saat ini khususnya di bidang pengolahan pangan. Berkenaan hal tersebut, Kepala Pusat Riset Mekatronik Cerdas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yanuandri Putrasari mengundang Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PR TTG) untuk membahas rencana kolaborasi riset pengembangan dan aplikasi teknologi cold plasma di bidang pengolahan pangan yang diselenggarakan secara luring di kantor BRIN Cisitu Bandung pada Senin (7/6).
Teknik pengawetan makanan telah diterapkan sejak lama dalam kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling lama digunakan di antaranya adalah teknik pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern saat ini seperti pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia sudah kita kenal saat ini. Dalam kolaborasi ini para peneliti dari Pusat Riset Teknologi Tepat Guna ingin mengembangkan teknologi pengawetan buah agar tidak mudah busuk dengan treatment ozon dengan pengaplikasian teknologi cold plasma.
Pusat Riset Mekatronika Cerdas akan mendukung dengan cara memberikan dukungan berupa fasilitas instrumentasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penunjang dari kolaborasi riset tersebut. “Kami akan fokus dalam penyediaan fasilitas instrumentasi dan SDM,” ungkap Yanuandri dalam sambutannya terkait dengan fasilitasi kolaborasi riset tersebut.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna, Achmat Sarifudin dalam sambutannya menjelaskan bahwa kolaborasi riset kali ini bukan yang pertama yang dilakukan oleh Pusat Riset Teknologi Tepat Guna. “Sebelumnya para sivitas peneliti ex Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI LIPI) pun telah terlibat dalam pengembangan teknologi plasma di bidang pangan dengan Pusat Riset Teknologi Tepat Guna,” ujarnya.
Hanif Fakhrurroja, Ketua Kelompok Riset Instrumentasi Cerdas menjelaskan bahwa kelompok risetnya sedang mengembangkan sistem plasma untuk keperluan di bidang pertanian dan pangan. “Kami sedang membuat chamber (wadah/ tempat) kemudian dibangkitkan plasma sehingga ozon yang dihasilkan pada chamber tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk mengawetkan makanan,” tuturnya.
Adi Waskito, Peneliti pengembang teknologi plasma menjelaskan dalam paparannya bahwa penggunaan proses cold plasma memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat menginaktivasi mikroorganisme secara efisien pada suhu rendah (<50oC), dikutip dari berbagai sumber, teknologi ini sangat cocok dengan hampir sebagian besar kemasan produk, mengurangi penggunaan bahan pengawet, tidak mengahasilkan residu dan dapat diaplikasikan pada produk pangan padat maupun cair. Hal ini terjadi karena cold plasma menggunakan prinsip gas reaktif yang memiliki kemampuan untuk memodifikasi sifat permukaan dari material atau produk tanpa mengubah karakteristik asli dari material atau produk tersebut. (hmn/ ed. kg)