Kendaraan Listrik, Transportasi Masa Depan

Bandung, November 2021. Perhelatan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 kembali di gelar di Gedung Manajemen ORPPT-BRIN, Kawasan Puspitek Serpong. Tahun 2021 merupakan penyelenggaraan tahun ke-2 untuk IEMS , kali ini dengan konsep hybrid exhibition dan hybrid seminar. Rangkaian kegiatan IEMS beberapa diantaranta adalah pameran, seminar, serta product presentation mengenai Kendaraan Bermotor Listrik (KLB). IEMS 2021 diselenggarkan pada 24-26 November 2021. Ajang akbar ini merupakan bagian dari upaya untuk menyambut kehadiran Era Kendaraan Bermotor Listrik di Indonesia yang trennya kini sudah mengglobal.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko yang merupakan juga perwakilan pemerintah yang di tunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan IEMS 2021 dalam sambutannya mengatakan bahwa, “pameran dan seminar IEMS 2021 ini akan menjadi ajang sosialisasi sekaligus edukasi kepada masyarakat tentang manfaat kendaraan listrik. Pasalnya kendaraan listrik ini dinilai lebih ramah terhadap lingkungan dan mengurangi emisi karbon”.
Selain pameran dari para eksibitor juga diselenggarakan seminar dan talk show yang menghadirkan pembicara para pakar di bidangnya dan para pemangku kepentingan lainnya. Salah satu seminar talkshow dengan tajuk “Kendaraan Masa Depan”, menghadirkan peneliti dari Pusat Riset Tenaga Listrik dan Mekatronik (PR Telimek) BRIN, Estiko Rijanto, sebagai pakar mekatronik. Menurut Estiko, bangsa Indonesia ini punya potensi besar dalam penguasaan teknologi kendaraan masa depan ini. “Akan tetapi tantangannya besar juga sehingga kita harus fokus ke akar permasalahan yang sesuai dengan karakter perilaku orang Indonesia itu sendiri dan insfrastruktur yang tersedia, sehingga kecenderungan human error dapat di tanggulangi dengan transportasi dangan aplikasi sistem autonomous yang bersifat aman, nyaman effisien,” ungkap Estiko.
Estiko menambahkan kondisi secara nasional bahkan global membutuhkan energi baru dan terbarukan, hal ini akan membentuk segmentasi market yang di butuhkan sehingga para peneliti di BRIN dalam kontek inovasi dapat mengembangkan hal tersebut. “Kedepan banyak sekali pekerjaan yang harus di lakukan dalam mendukung inovasi dan sesuai dengan potensi pasar yang ada, sehingga diharapkan nantinya teknologi yang teraplikasi menjadi sebuah inovasi bukan sebatas invensi”, pungkasnya. (ER, ed : KG)